Dalam perjalanan hidup memang tidak ada satu pun yang bisa mengetahui nasib masing-masing pribadinya atau nasib orang lain di masa depan.Seburuk apapun kondisi kita pada saat ini bukan berarti kita akan terus mengalami nasib yang demikian untuk seterusnya.
Dengan usaha yang dibarengi dengan doa yang sungguh-sungguh pasti kita akan bisa merubah keadaan atau kondisi kita pada saat ini.Kalau anda tidak percaya dengan pernyataan yang saya keluarkan,maka anda tidak perlu membaca kisah yang ini,seorang mantan kenek yang saat ini telah menjadi pengusaha yang sukses di negri ratu Elizabet.
Kedatangan Daus sendiri ke inggris pada tahun 1981 bukan untuk berlibur atau melancong,namun daus ingin merubah nasibnya.jadi pada saat itu Daus dikirimkan sebuah tiket pesawat oleh saudaranya yang bekerja sebagai sopir di Kedutaan Besar Indonesia di London.Nah,dari sini kemudian daus yang memang berniat untuk mengubah nasibnya yang saat itu sebagai kenek atau kondektur angkutan dengan trayek Kota Kampung-Bekasi nekat pergi ke London,Inggris.
Ketika Daus mendarat di Bandar Udara Heathrow yang sibuk,Daus mengaku bingung dan terdiam selama kurang lebih dua jam untuk mencari pintu keluar.Dan akhirnya setelah mengamati orang-orang yang ada di bandara,Pria yang menjadi alumni lulusan SMA 1 Indramayu ini pun menemukan jalan keluar.Dia mengamati dan melihat orang-orang yang kusut yang di artikannya bahwa orang-orang tersebut baru mendarat dan menyeret koper ke pintu keluar.Dari peristiwa ini juga Daus baru tau bahwa kata exit itu artinya keluar.
Setelah tiba di Inggris,Daus tidak langsung menjadi pengusaha yang sukses,Namun Daus bekerja sebagai pencuci piring pada restoran Indonesia.Namun pekerjaan yang dilakoni oleh Daus ini tidak lama,Karena ternyata di ketahui bahwa pemilik restoran itu mengemplang pajak.
Dari kejadia tersebut,resto tempat bekerja Daus di ambil alih oleh pemerintahan inggris dan kemudian dijual.Pembeli resto Indonesia ini sendiri adalah tukang masak asal Malaysia.Lucunya,tukang masak di restoran barunya tersebut adalah bekas majikan Daus.
Pada suatu pecan,Daus diajak bergabung oleh pengusaha asal Singapura yang mendirikan Nusa Dua Restaurant.Daus menyetujuinya,karena posisi yang di tawarkan lebih baik,yaitu menjadi chef.Namun lagi-lagi cukup disayangkan,Usaha tersebut disita karena pengusaha tadi tidak sanggup membayar cicilan modal.
Pada tahun 1991,Daus menikah dengan Usya Suharjono,perempuan yang sedang kuliah kesekretatariatan di London.Setelah menikah dengan Usya,Daus berpikir untuk mengambil alih Restoran Nusa Dua.Karena dirinya belum begitu lancer berbahasa inggris,maka untuk menjadi negosiator ke Bank majulah Usya yang memang sudah lancer berbahasa inggris.
Usya membujuk pihak Bank kalau restoran itu tidak diperdaya gunakan maka akan sangat merugikan pihak dari Bank karena adanya pajak yang harus tetap dibayar dan tidak mendapatkan keuntunga.Daus juga meyakinkan kepada pihak bank bahwa ia bisa membuat usaha ini maju dan menguntungkan.
Daus juga menjamin,kalau setiap bulannya Daus akan membayar cicilan 1.000 pound dengan tepat waktu.Namun,jika dikemudian harinya daus tidak sanggup untuk memayar di tahun pertaanya maka daus siap apabila restorannya di ambil alih lagi.Dari bujukan Usya dan penawaran dari Daus inilah kemudian pihak Bank RBS menyetujuinya.Sejak saat itulah Nusa Dua Restaurant telah resmi di ambil alih oleh Daus.
Setelah Daus mengambil alih Restaurant Nusa Dua,Daus pun langsung mulai bergerak untuk menghidupkan kembali restoran yang telah lama vakum tadi.Karena usaha yang dijalaninya tersebut mulai dari awal lagi,daus dengan sabar merintis usaha restotaran ini.Daus pun harus melakukan semuanya sendiri seperti belanja,memasak,dan juga melayani pelanggan.
Hal utama yang ditonjolkan adalah rasa pada makanannya.Dan ternyata terbukti,ketika makanan yang disajikan dengan rasa nikmat dan lezat maka para pembeli terus hadir dan berdatangan lagi.Dari sini usaha Daus mulai menampakan hasil,perlahan-lahan memperoleh keuntungan dengan omzet 10 ribu pon(140 juta) untuk setiap pecan.Sedangkan untuk melakukan pelunasan di Bank,Daus mampu untuk melunasi utang 100 ribu pound hanya dalam tempo Enam bulan saja.
Banyak kesuksesn yang diraihnya,selain kemajuan restoraannya,Kini pria yang dulunya sebagai kenek ini mampu membeli rumah seluas 300 meter persegi yang mempunyai harga Rp,5,2 milyar.Ada juga beberapa mobil mewah punya daus sendiri yang terpakir di garasinya.Walaupun telah sukses,Daus masih menyimpan sebuah harapan untuk pulang kampong dan membuat taman pendidikan agama untuk anak-anak miskin Indonesia.
No comments:
Post a Comment